IDXChannel - Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI) memproyeksi inflasi Indonesia di Februari 2024 akan berada pada kisaran 2,30-2,80% year on year (yoy).
Dengan kembali menurunnya harga diatur pemerintah, pergerakan inflasi akan lebih banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga barang bergejolak yang juga diprediksi akan menurun di bulan ini.
"Inflasi month to month (mtm) bulan Februari diproyeksi cukup rendah meski adanya tekanan dari sisi permintaan dari adanya long-weekend hari libur nasional peringatan Isra Mi'raj dan Tahun Baru Imlek," tulis riset tersebut, Selasa (6/2/2024).
Keputusan BI untuk mempertahankan BI-7DRR pada Januari 2024 sebesar 6% juga akan menjaga inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Namun, beberapa tantangan ke depan masih membayangi laju inflasi seperti kenaikan harga pangan menjelang pemilu pada Februari, Ramadan pada Maret, dan curah hujan tinggi yang diprediksi masih akan berlangsung hingga April 2024.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen (yoy) dan o,04 persen (mtm).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,84% dan memberi andil inflasi 1,63% terhadap inflasi umum.
Menurut sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 25 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 13 provinsi lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 1,01 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,91 persen.
(NIA)