IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) buka suara terkait tuduhan nikel kotor alias dirty nickel yang belakangan ramai dikeluhkan oleh negara-negara Eropa. Industri nikel Indonesia pun dinilai berkontribusi pada krisis lingkungan global.
Terkait hal itu, Vale menegaskan bahwa pertambangan bisa dan harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan serta masyarakat.
Chief of Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Bernardus Irmanto menyebut, salah satu upaya nyata perusahaan ditampilkan dalam forum keberlanjutan bertajuk ‘Mining Industry Under The Spotlight: Validating Commitment and Sustainability Impact’, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Bernardus mengatakan visi keberlanjutan perusahaan yang berkomitmen untuk menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
"Di tengah kritik dari berbagai pihak terhadap praktik pertambangan, PT Vale terus menunjukkan bahwa pertambangan yang bertanggung jawab tidak hanya mungkin dilakukan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Sejak berdiri pada 1968, PT Vale telah mempelopori hilirisasi di Indonesia, jauh sebelum kebijakan tersebut populer," ujar Bernardus.
Dalam menghadapi tantangan dari berbagai pihak, Bernardus menuturkan bagaimana PT Vale telah memimpin perubahan dengan membangun pabrik pengolahan sejak 1970 dan memproduksi nickel matte pada 1978, tanpa pernah mengekspor ore tanpa proses pengolahan di tanah air.
Pada kesempatan tersebut, Bernardus juga menekankan pentingnya pemulihan fungsi lahan pasca-tambang, di mana PT Vale telah berhasil merehabilitasi 66 persen lahan tambang dengan metode reklamasi progresif.