sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga dan Menteri Malaysia Kompak Perjuangkan Minyak Sawit di Uni Eropa

Economics editor Fiki Ariyanti
31/05/2023 10:49 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan sejumlah concern terkait perlakuan diskriminatif Uni Eropa (UE) terhadap minyak sawit.
Airlangga dan Menteri Malaysia Kompak Perjuangkan Minyak Sawit di Uni Eropa (Foto Dok Kemenko Perekonomian)
Airlangga dan Menteri Malaysia Kompak Perjuangkan Minyak Sawit di Uni Eropa (Foto Dok Kemenko Perekonomian)

"Indonesia juga sukses mengurangi wilayah yang terdampak kebakaran hutan menjadi 91,84%,” dia menjelaskan.

Pada kesempatan yang sama, Indonesia kembali menyerukan agar kolaborasi antara negara anggota CPOPC dan saling pemahaman antara negara produsen dan konsumen untuk terus ditingkatkan.

“Pesan kami kepada Uni Eropa sudah sangat jelas, berikan kami pengakuan yang layak kami terima. Harapannya adalah kami bisa mendapatkan hasil yang konkret, serta common and mutual understanding dalam pertemuan-pertemuan dengan pejabat terkait Komisi dan Parlemen Eropa, sehingga kami dapat terus bergerak maju,” pinta Airlangga.

Di sisi lain, pada situasi global yang penuh dengan ketidakpastian seperti saat ini, semua pihak perlu untuk bekerja serta bergerak selaras dan harmonis dalam mencapai tujuan bersama yaitu pemulihan ekonomi dan kesejahteraan. 

“Peran industri sangat penting. Mari bersama mempromosikan palm oil secara positif yang sejalan dengan upaya dan komitmen yang telah dilakukan selama ini,” pungkas Airlangga.

Ditambahkan pula bahwa standar national sustainability yang dimiliki Indonesia dan Malaysia melalui ISPO Dan MSPO perlu mendapatkan pengakuan, sehingga seharusnya EUDR bisa memberi jalan kepada produk kelapa sawit yang sudah bersertifikat ISPO ataupun MSPO.

Pada sesi tanya jawab, juga diangkat beberapa fitur ketentuan EUDR antara lain yang menyangkut persyaratan Geolocation Data, labelling negara-negara menjadi high risk, standard dan low risk yang menjadi salah satu permasalahan bagi negara produsen minyak sawit seperti Indonesia dan Malaysia. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement