sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Minta Uni Eropa Tak Buat Aturan Imperialis ke Industri Kelapa Sawit RI

Economics editor Michelle Natalia
07/12/2023 22:00 WIB
Airlangga menyoroti tantangan industri sawit terkait kebijakan European Union Deforestation Free (EUDR). Terutama terkait verifikasi data lahan dan sertifikasi.
Airlangga Minta Uni Eropa Tak Buat Aturan Imperialis ke Industri Kelapa Sawit RI. (Foto: MNC Media)
Airlangga Minta Uni Eropa Tak Buat Aturan Imperialis ke Industri Kelapa Sawit RI. (Foto: MNC Media)

Airlangga juga menegaskan agar tim APKASINDO dalam jangka waktu satu bulan mampu penyelesaian berbagai permasalahan terkait verifikasi data keterlanjuran lahan maupun sertifikasi ISPO.

“Seluruh materi rapat sudah diselesaikan dan hasilnya konkret kesejahteraan untuk petani. 800 ribu hektar, 300 ribu petani,” pungkasnya.

Di sisi lain, pemerintah terus mendorong industri kepala sawit. Sebab, industri tersebut telah menjadi komoditas andalan ekspor nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi.

Sepanjang 2022, Indonesia tercatat mampu memproduksi minyak kelapa sawit sebesar 46,82 juta ton. Sementara itu, luas perkebunan sawit rakyat mencapai 6,21 juta ha atau 40,51% dari total luas areal perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2022.

“Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia dan lebih dari 16 juta ton diproduksi oleh petani rakyat,” ujarnya.

Untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat, pemerintah telah melaksanakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Dalam kurun waktu 2017-2023, luas kebun rakyat yang telah diremajakan mencapai 306 ribu ha untuk 134 ribu petani dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp8,5 triliun.

“Namun ini belum cukup. Arahan Bapak Presiden mau 300 ribu petani lagi,” ujar Airlangga.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah antara lain melalui Program Sarana Prasarana yang berupa pemberian bantuan benih, pupuk, pestisida, dan mesin pertanian. Dari sisi peningkatan sumber daya manusia pekebun sawit, Pemerintah juga telah memberikan bantuan program pendidikan dan pelatihan dengan jumlah penerima selama tahun 2023 mencapai lebih dari 7.000 orang dengan total dana Rp127 miliar.

“Pemerintah terus mendorong industri sawit ini. Dan saat ini nilai ekspor sawit merupakan andalan Indonesia, nilainya USD29,66 miliar di tahun 2022. Ini adalah ekspor terbesar bersama dengan nikel,” pungkas Airlangga.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement