sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Sebut RI Punya Dua Peluang Besar Pengembangan Ekonomi Hijau

Economics editor Muhammad Farhan
04/07/2024 06:49 WIB
Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia mempunyai dua peluang besar dalam pengembangan ekonomi hijau. Hal itu sejalan dengan target net zero emission.
Airlangga Sebut RI Punya Dua Peluang Besar Pengembangan Ekonomi Hijau. (Foto: MNC Media)
Airlangga Sebut RI Punya Dua Peluang Besar Pengembangan Ekonomi Hijau. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia mempunyai dua peluang besar dalam pengembangan ekonomi hijau. Hal itu sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045 dan target Net Zero Emissions pada 2060.

Peluang pertama yakni transisi ekonomi hijau di sektor energi kekinian menjadi energi baru dan terbarukan. Ia menyebutkan peluang tersebut dapat diejawantahkan dalam penggunaan energi surya, angin, hidro dan bio massa.

"Tentunya juga pengurangan emisi karbon dari PLTU melalui kombinasi dari amonia dan carbon captured and storage," kata Airlangga dalam acara Green Economy Expo secara virtual, Rabu (3/7/2024).

Airlangga menuturkan Indonesia perlu mendorong ekosistem electronic vehicle atau EV (kendaraan listrik) dan e-mobility.

"Ini tentu mengurangi gas rumah kaca akibat pembakaran BBM," ujarnya.

Menurut dia, ekonomi hijau dapat juga membantu perkembangan industri di Indonesia. Dia menyebutkan saat ini, 152 perusahaan sudah memiliki sertifikasi ekonomi hijau guna mendapatkan penghematan energi.

"Kita berharap semakin banyak industri yang bertambah dalam sertifikasi ekonomi hijau karena ini akan memberikan penghematan energi sebanyak Rp3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp169 Miliar per tahun," tutur Airlangga.

Peluang kedua yaitu Indonesia tengah menjalankan pertumbuhan ekonomi baru pada sektor industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan. Sektor tersebut terdiri dari ekonomi biru dan industri yang memanfaatkan limbah.

"Salah satu biodiversity adalah bio economy, tentu harus dikembangkan. Seperti contoh pemerintah telah mengembangkan 22 kawasan ekonomi khusus dan tentunya yang bertujuan pada prinsip ekonomi hijau sehingga mendapatkan investasi hijau," kata Airlangga.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim dengan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan agar generasi mendatang memperoleh manfaat berkat upaya tersebut.

Karena itu, penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) menuju emisi net zero (net zero emission) dilakukan melalui ekonomi hijau yang berlandaskan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.

Sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan ekonomi hijau, ekonomi sirkular akan mendorong penerapan 9R (Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, dan Recycle) yang mencakup intervensi di seluruh rantai nilai (value chain).

Penerapan ekonomi sirkular yang diterapkan pada lima prioritas, yaitu pangan, elektronik, kemasan plastik, konstruksi, dan tekstil, akan memberikan manfaat. (FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement