IDXChannel - Pedagang rempah-rempah Mohammed Enayet Ullah telah melakukan setidaknya empat upaya sejak November untuk membuka letter of credit guna membayar impor jintan, kapulaga dan cengkeh, beberapa rempah-rempah paling penting yang digunakan dalam masakan Bangladesh. Namun hal tersebut ditolak oleh bank karena kekurangan dolar.
Importir di Bangladesh perlu membuka letter of credit dengan salah satu dari 61 bank terjadwal negara itu untuk membeli barang dan jasa asing. Ini pada dasarnya adalah kontrak keuangan yang dikeluarkan oleh bank importir yang menjamin pembayaran kepada penjual dalam dolar. Jika pembeli tidak membayar, bank harus menanggung kewajibannya.
Dilansir melalui Al Jazeera, Jumat (24/2/2023) ada kekurangan greenback yang parah di Bangladesh karena cadangan devisanya yang berkurang dan penurunan tajam dalam nilai mata uang taka terhadap dolar. Dalam enam bulan terakhir, cadangan devisa Bangladesh telah turun di bawah USD32 miliar dari USD39 miliar sementara nilai taka telah turun 27 persen dari 84 menjadi dolar menjadi 107.
Negara Asia Selatan itu telah menghadapi kesulitan ekonomi yang parah sejak invasi Rusia ke Ukraina setahun yang lalu. Dalam perekonomiannya yang bergantung pada impor, kenaikan harga bahan bakar minyak global dan komoditas lainnya telah menyebabkan inflasi hampir dua digit dan cadangan devisa yang menipis.
Untuk melindungi cadangan yang menurun, pemerintah telah menghentikan semua impor non-esensial dan mengurangi pasokan dolar ke bank komersial. Ini tidak hanya memaksa bank untuk menolak aplikasi letter of credit baru tetapi juga telah membuat pembayaran yang dijanjikan kepada pemasok asing untuk impor sebelumnya tidak pasti.