sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ancaman Serius Varian BF.7 bagi Sektor Perhotelan dan Restoran RI

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
17/01/2023 18:24 WIB
Kasus baru Covid-19 varian Omicron BF.7 yang mulai merebak di China akan menjadi ancaman bagi industri hotel dan restoran di Indonesia.
Ancaman Serius Varian BF.7 bagi Sektor Perhotelan dan Restoran RI. (Dok. Tangkapan Layar: Advenia Elisabeth/MPI)
Ancaman Serius Varian BF.7 bagi Sektor Perhotelan dan Restoran RI. (Dok. Tangkapan Layar: Advenia Elisabeth/MPI)

IDXChannel - Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono mengatakan, kasus baru Covid-19 varian Omicron BF.7 yang mulai merebak di China akan menjadi ancaman bagi industri hotel dan restoran di Indonesia. Sebab, sektor ini masih belum pulih sepenuhnya.

"Industri pariwisata hotel dan restoran saat ini juga dihantui dengan munculnya varian baru Covid-19. Di China, ledakan kasus baru Covid-19 dengan tingkat infeksi yang juga lebih serius disebabkan karena munculnya varian Omicron BF.7," ujar Sutrisno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/1/2023).

Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah memeratakan peningkatan vaksinasi hingga dosis 3 atau booster 1. Tujuannya adalah agar kesehatan masyarakat bisa lebih terjaga dari varian baru ini.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

"Kenapa demikian? Karena kita tidak menginginkan PPKM yang sudah dicabut nantinya diterapkan kembali. Karena PPKM ini sungguh menjadi pil pahit bagi kita semua di industri hotel dan restoran," tegas Sutrisno. 

Pada kesempatan itu, Sutrisno juga menyampaikan, biaya penerbangan yang masih tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha di sektor perhotelan.

Maka dari itu, ia meminta Kementerian Perhubungan dapat mengoordinasikan dengan pihak maskapai agar biaya penerbangan bisa diturunkan. Hal ini mengingat hotel dan restoran sangat bergantung pada arus lalu-lintas perjalanan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik.

"Sekarang itu biaya penerbangan sangat-sangat mahal sehingga arus wisatawan jadi terhambat. Oleh karena itu, kami mohon agar biaya penerbangan bisa dipermurah dan maskapainya lebih diperbanyak dan pintu masuknya juga lebih banyak," pungkas Sutrisno. (YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement