IDXChannel - Tingginya angka kematian akibat covid-19 menjadi perhatian pemerintah pusat. Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan hal ini akibat terbatasnya kapasitas rumah sakit di daerahnya.
Sutiaji menyebut, bila angka kematian ini karena berkaitan terbatasnya bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit – rumah sakit rujukan Covid-19 di Malang raya. Hal ini diperparah dengan banyaknya BOR Covid-19 dari 11 rumah sakit rujukan Covid-19, justru diklaim banyak diisi warga luar Malang raya.
Hal ini yang disebut Sutiaji membuat warga Kota Malang yang dalam kondisi kritis terpapar Covid-19 tak bisa masuk ke instalasi kesehatan, akibat penuhnya kapasitas bed perawatan.
“BOR itu di Kota Malang sesungguhnya BOR kita kalau untuk warga Kota Malang, kita masih di bawah 50 (persen). Jumlah BOR kita 1.007 (bed), warga kota Malang yang di rumah sakit jumlahnya 300, berarti di bawah angka 50 (persen),” kata Sutiaji saat ditemui awak media di Balai Kota Malang pada Selasa siang (3/8/2021).
Hal ini dibuktikannya saat mendampingi Gubernur Jawa Timur mengecek RS Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Tiga sampel pasien Covid-19 yang disapa justru berdomisili di Situbondo, Kota Kediri, dan Pare. Maka ia membandingkan dengan rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya dan Semarang, serta kota – kota besar lainnya, dengan rumah sakit rujukan dan rumah sakit lapangan Covid-19 yang lebih banyak.