Dia mencontohkan paradoks kelangkaan minyak goreng di negara produsen sawit terbesar dunia, serta subsidi pertanian yang besar namun harga pangan tetap sulit dijangkau sebagian rakyat.
Baca Juga:
“UUD 1945 bukanlah slogan atau mantra. UUD adalah rancang bangun yang tetap relevan untuk digunakan,” katanya.
Lebih jauh, Anindya mengutip pesan Presiden yang menegaskan akan menindak tegas praktik serakahnomic oleh para pengusaha serakah yang menipu dan merugikan rakyat.
“Ibarat sebuah badan, kalau darahnya terus mengalir ke luar, maka pada suatu titik badan itu akan mati. Kalau mengalirnya kekayaan kita ke luar negeri kita biarkan terus-menerus, kita berpotensi jadi negara gagal,” kata dia.