sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Antisipasi Cuaca Ekstrem 67,3 Ton Garam Telah Ditebar di Langit

Economics editor Binti Mufarida
11/01/2023 14:45 WIB
BMKG melaporkan sebanyak 67,3 ton garam atau NaCl telah ditabur untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah.
Antisipasi Cuaca Ekstrem 67,3 Ton Garam Telah Ditebar di Langit. (Foto: MNC Media)
Antisipasi Cuaca Ekstrem 67,3 Ton Garam Telah Ditebar di Langit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari  melaporkan sebanyak 67,3 ton garam atau NaCl telah ditabur untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

“Memang kita di sejak tanggal 26 Desember itu, kita sudah melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca kerjasama dengan BMKG, BRIN, dan didukung oleh perangkat dari TNI AU, ada beberapa pesawat CASA yang kita gunakan,” kata  dikutip keterangannya, Rabu (11/1/2023).

Sebelumnya, diketahui telah dilakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak 26 Desember 2022 dan dijadwalkan sampai 15 Januari 2023 mendatang. Operasi TMC ini dilakukan kerjasama BNPB dengan BMKG, BRIN, dan TNI AU.

Abdul Muhari mengatakan awalnya operasi TMC ini hanya dilakukan di Banten, Jawa Barat, dan Jakarta untuk mengantisipasi cuaca ekstrem pada saat periode Natal dan Tahun Baru 2023.

“Awalnya itu kita operasinya Banten, Jawa Barat, dan DKI. Jadi memang memastikan kegelisahan saat Tahun Baru, kita pastikan untuk dioptimalkan teknologi modifikasi cuaca ini,” katanya.

Abdul Muhari menjelaskan modifikasi cuaca ini dalam konteks menurunkan terlebih awal hujannya. “Jadi pergerakan awan ini kadang-kadang menggumpal, kadang-kadang makin besar sehingga kalau itu turun hujan awannya sudah sangat pekat mungkin intensitas lebih tinggi, jadi kita turunkan.”

“Jadi awan-awan ini akan bergerak dibawa oleh angin ke daerah-daerah Pantura Jawa, begitu sampai di selat Sunda kita turunkan di lautnya, sehingga begitu sampai di Jakarta sudah sedikit,” katanya.  

Abdul Muhari mengatakan operasi TMC di wilayah Jawa Barat dan Jakarta dapat diklaim berhasil. Namun, untuk wilayah Jawa Tengah operasi TMC cukup terlambat mengingat dampak banjir akibat cuaca ekstrem terjadi cukup luas melanda Jawa Tengah.

“Di periode Nataru mungkin kita kalau misalkan kita klaim kita cukup berhasil di Jawa Barat dan DKI, tetapi mungkin kita sedikit terlambat untuk memulai di Jawa Tengah, sehingga ini yang kemudian eskalasi dampaknya bencananya cukup besar,” kata Abdul Muhari.

Sementara itu, kata Aam, saat ini masih berjalan operasi TMC di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Kita juga sudah dorong di Minggu pertama ini di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan ini akan terus berjalan sampai nanti paling tidak untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur sampai tanggal 15 Januari," jelas dia.

“Tentu saja akan menyesuaikan kondisi kalau misalkan eskalasinya masih menimbulkan dampak banjir yang tidak dapat ditampung oleh sistem drainase atau DAS kita dibawah maka itu akan menyesuaikan,” tambahnya.

Khusus untuk Sulawesi Selatan, Aam mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah. 

“Kita akan melihat kembali prediksi cuaca satu minggu kedepan, tapi yang pasti permintaan itu sudah dilontarkan oleh pemerintah provinsi untuk dukungan TMC ini kalau memang prakiraan cuacanya akan membawa hujan dengan intensitas tinggi maka TMC akan dilakukan," jelas dia. 

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement