Ekonomi Malaysia melesat di atas 14% karena tingginya permintaan ekspor dan konsumsi domestik.
Dengan capaian ini, Negeri Jiran memimpin pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara.
Sementara pertumbuhan ekonomi RI berada di angka 5,7% di kuartal yang sama. Angka ini juga tercatat meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 5,4%.
Beberapa perusahaan Malaysia juga berinvestasi di Indonesia seperti Maybank, CIMB, Petronas, Proton Holdings dan Sime Darby, grup bisnis perkebunan besar asal Malaysia hasil merger dari Kumpulan Guthrie, Golden Hope dan Sime Darby.
Ada juga XL Axiata yang dikenal dengan XL menjadi salah satu operator seluler terbesar ketiga di Indonesia. Ada juga maskapai penerbangan Air Asia yang sempat menjadi primadona warga karena tarifnya yang murah.
Negara Penghasil CPO Terbesar Dunia
Indonesia dan Malaysia adalah negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar dunia.
Menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat, hampir 85% minyak sawit diproduksi hanya di dua negara - Indonesia dan Malaysia. Pada 2019, Indonesia memproduksi 42,5 juta ton, 58% dari produksi global, sedangkan 19 juta ton berasal dari Malaysia - 26% dari pasokan global.
Menurut data Statista, produksi minyak sawit pada 2021/2022 dipimpin oleh Indonesia mencapai 45,3 juta metrik ton. Sementara Malaysia menduduki peringkat kedua sebesar 18,3 juta metrik ton. (Lihat grafik di bawah ini.)
Indonesia dan Malaysia seringkali terjebak dalam perlombaan menjadi eksportir crude palm oil (CPO) terbesar. Sejak 2016, Indonesia berhasil menggeser kedudukan Malaysia sebagai eksportir utama.
Namun, ekspor CPO Indonesia sempat terhambat dalam melakukan perdagangan internasional, salah satunya ke India. Hal ini karena adanya regulasi dari negara-negara tujuan ekspor utama.
Dalam kasus ekspor ke India, penurunan ekspor CPO Indonesia telah berlangsung sejak Februari hingga April 2019.
Total ekspor paling tinggi terjadi pada Januari 2019 sebesar 604,21 ribu ton. Sementara pada Maret 2019 terjadi penurunan sebesar 62,4% menjadi 194,41 ribu.
Di periode yang sama, India diketahui mengimpor CPO dari Malaysia serta mengalami kenaikan ekspor CPO. Total ekspor CPO Malaysia ke India paling banyak sejumlah 539,99 ribu ton.
Dalam hal ini, India menaikkan tarif bea masuk CPO pada batas maksimum terhadap Indonesia. Uni Eropa juga sempat membangun sentimen negatif terhadap sawit RI yang dianggap tidak memenuhi standar lingkungan.
Malaysia mengambil peluang ini dengan memanfaatkan perjanjian Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) tahun 2011 di mana tarif bea masuk CPO dari Malaysia ke India hanya 45%. (ADF)