IDXChannel—Apa itu double dip recession? Double dip recession mengacu pada kondisi di mana resesi diikuti oleh perbaikan dalam jangka pendek, dan kemudian diikuti dengan resesi lagi. Secara sederhana, dua resesi dengan jeda perbaikan kondisi yang singkat.
Dilansir dari Investopedia.com (3/11), salah satu indikator yang terlihat jelas dalam double dip recession adalah produk domestik bruto yang tercatat tumbuh negatif lagi setelah beberapa kuartal mencetak pertumbuhan positif.
Jika dijelaskan dengan contoh, double dip recession terjadi ketika perekonomian yang sudah memasuki resesi tengah menggeliat kembali menuju perbaikan, namun terjadi sesuatu dalam perjalanannya, sehingga perbaikan tersebut terhambat, dan malah membawa negara ke kondisi resesi yang baru.
Ada beragam faktor yang memicu kondisi double dip recession. Beberapa di antaranya adalah hantaman keras pada perekonomian, deflasi utang berjalan, dan kebijakan-kebijakan baru yang meningkatkan rigiditas (kekakuan) harga, atau merugikan sektor investasi, produksi, dan ketenagakerjaan.
Apa itu Double Dip Recession: Pendapat Pakar yang Berbeda
Meskipun banyak pakar ekonomi mendefinisikan fenomena ini, masih ada pula pihak tertentu yang enggan memberi label tertentu pada kondisi double dip recession. Dilansir dari Forbes, U.S. National Bureau of Economic Research (NBER) adalah salah satunya.