IDXChannel - Pendapatan negara sepanjang delapan bulan pertama 2025 mencapai Rp1.638,7 triliun, atau turun 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).
Angka ini baru mencapai sekitar 57 persen dari outlook Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, lebih rendah dibandingkan capaian tahun lalu yang mencapai 63 persen pada periode Januari-Agustus 2024.
Penerimaan pajak sebagai penyumbang utama pendapatan negara juga masih tertekan, terkoreksi 5,1 persen YoY hingga Agustus.
Kementerian Keuangan menjelaskan, penurunan ini disebabkan faktor restitusi. Jika dihitung secara bruto, penerimaan pajak justru naik 2,1 persen YoY.
Di sisi lain, belanja negara menunjukkan akselerasi. Realisasi belanja hingga Agustus mencapai Rp1.960,3 triliun atau tumbuh 1,5 persen YoY, setara dengan 56 persen outlook APBN 2025. Baik belanja pemerintah pusat (1,5 persen YoY) maupun transfer ke daerah (1,7 persen YoY) sama-sama mencatatkan pertumbuhan.
Percepatan ini lebih baik dibandingkan paruh pertama 2025 yang hanya tumbuh 0,6 persen YoY, bahkan sempat minus 11 persen YoY pada lima bulan pertama tahun ini.
Adapun salah satu program prioritas, Makan Bergizi Gratis, per 8 September 2025 telah menjangkau 22,71 juta penerima manfaat dengan realisasi anggaran Rp13 triliun, atau baru 18,3 persen dari total pagu Rp71 triliun.
Defisit melebar, dorongan belanja diperlukan
Dengan perkembangan tersebut, APBN mencatat defisit Rp321,6 triliun atau setara 1,35 persen terhadap PDB, lebih lebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,69 persen terhadap PDB.
Stockbit dalam riset terbarunya, Selasa (23/9/2025) menilai, percepatan realisasi belanja pemerintah hingga akhir 2025 menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada semester II.
“Selain percepatan belanja, pemerintah juga telah meluncurkan sejumlah inisiatif seperti injeksi likuiditas dan paket stimulus ekonomi lanjutan,” tulis tim riset Stockbit.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tumbuh di level 5,1 persen atau lebih tinggi dari titik tengah proyeksi 4,6-5,1 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, perekonomian nasional pada kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen. Namun, pada kuartal III sejumlah indikator masih menunjukkan perlunya upaya tambahan untuk memperkuat konsumsi rumah tangga, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
“Secara keseluruhan kami memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi kini di tahun 2025 ini dapat berada di atas titik tengah kisaran 4,6 sampai dengan 5,1 persen. Kami perkirakan itu 5,1 persen atau sedikit lebih tinggi dari yang secara keseluruhan untuk tahun 2025,” kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (22/9/2025).
(DESI ANGRIANI)