Meski begitu, terdapat beberapa tantangan utama yang masih dihadapi industri panas bumi di Indonesia, antara lain risiko eksplorasi yang tinggi, capital expenditure (capex) yang besar, serta perlunya kerja sama erat dalam penguatan jaringan transmisi.
Untuk menjawab tantangan ini, Julfi menekankan pentingnya pengembangan sumber daya secara bertahap (staged development) guna menurunkan risiko eksplorasi, adopsi teknologi baru seperti modular power plant, co-generation, dan electrical submersible pumps untuk mendorong peningkatan produksi dan percepatan waktu Commercial Operational Date (COD), serta perlunya skema workable insentif fiskal dan non-fiskal dari pemerintah.
Lebih jauh, melalui optimalisasi model bisnis, Internal Rate of Return (IRR), pendapatan, dan efisiensi produksi juga dapat ditingkatkan, sekaligus menekan capital expenditure (capex), operational expenditure (opex), serta mempercepat waktu pelaksanaan proyek.
Terkait insentif, saat ini API tengah melakukan kajian dengan berkolaborasi bersama Kementerian ESDM untuk merumuskan skema insentif dan tarif yang lebih efektif.