Sementara itu, penutupan pusat perbelanjaan juga berdampak negatif pada sektor-sektor non formal yang berdampingan dengan operasional mal. Maka dari itu, besar harapan pengusaha agar mal kembali dibuka sehingga para pengais rejeki yang bergantung dengan karyawan mal dapat memperoleh penghasilan lagi.
“Kondisi sangat berat bukan hanya diderita oleh pusat perbelanjaan dan penyewa, tetapi juga terlebih sangat membebani usaha non formal berskala mikro dan kecil yang berada di sekitar Pusat Perbelanjaan. Seperti tempat kos, warung, ojek, parkir dan lain - lain yang selama ini melayani para pekerja di pusat perbelanjaan,” terang Alphonzus.
Ia pun menambahkan relaksasi, stimulus dan subsidi yang telah diberikan oleh pemerintah tidak akan mencukupi jika penutupan usaha berlangsung berkepanjangan. (TIA)