Menurut Roy, komitmen pemerintah kepada peritel itu salah satu bentuk upaya membantu peritel agar dapat eksis. Namun kini bagaimana bisa eksis, dana yang seharusnya bisa untuk pengembangan ritel saja masih tersendat di BPDPKS.
"Dana ini untuk kita tetap dapat berkembang berkontribusi bagi konsumsi rumah tangga. Kalau ini saja tidak dipenuhi atau tidak selesaikan bagaimana ritel bisa eksis. Sekarang aja kami tidak tahu proses rafaksi itu sampai mana," tandasnya.
Meski masalah rafaksi minyak goreng belum tuntas, Roy menegaskan bahwa peritel tetap mendukung program pemerintah lainnya seperti penjualan beras Bulog sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) demi membantu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Minggu lalu kita baru meluncurkan beras medium Bulog sesuai harga eceran tertinggi. Peritel komit tidak akan menjual diatas HET," pungkasnya.
(SLF)