Sang menteri menjelaskan Argentina telah menghadapi masalah defisit fiskal selama lebih dari seabad. Selain krisis anggaran, Argentina saat ini juga dihadapkan dengan inflasi tiga digit, kekurangan cadangan devisa, dan maraknya kemiskinan.
"Kami di sini untuk menyelesaikan masalah ini sampai ke akarnya. Untuk itu, kita perlu mengatasi kecanduan kita terhadap defisit fiskal," terang Caputo.
"Jika tidak diatasi, kita terancam hiperinflasi," tambahnya.
Sebagian pengamat menyatakan devaluasi peso bisa mengerek inflasi dalam jangka penjek. Namun, kebijakan tersebut diharapkan bisa mendorong ekspor, menambah pundi-pundi negara, dan menyehatkan kondisi anggaran dan ekonomi dalam jangka panjang.
Sejak 2019, mata uang peso Argentina telah dijaga agar tetap kuat secara artifisial oleh kontrol modal yang ketat yang menciptakan kesenjangan yang lebar antara nilai tukar resmi 366 per dolar dan nilai tukar paralel setinggi 1.000 per dolar. (WHY)