“Kami berkomitmen untuk membantu memperluas peluang ekonomi, membangun kapasitas institusi, menegakkan hak asasi manusia, dan mengurangi risiko iklim dengan mitra kami, Bangladesh,” kata Kedubes AS setelah pertemuan mereka.
Kedutaan juga mengatakan bahwa mereka mendukung langkah Bangladesh menuju dinamisme dan pertumbuhan baru.
"Dengan reformasi ekonomi yang tepat, sektor swasta Amerika dapat membantu membuka potensi pertumbuhan Bangladesh melalui perdagangan dan investasi," kata kedutaan setelah pertemuan dengan para pebisnis Bangladesh pada Sabtu.
Pada Minggu, di hadapan delegasi AS, Kementerian Keuangan Bangladesh dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menandatangani kesepakatan di mana USAID akan memberikan hibah sebesar 202 juta dolar AS (sekitar 3,1 triliun rupiah) untuk mempromosikan tata kelola pemerintahan yang baik, ketahanan, serta peluang sosial, manusia, dan ekonomi.
Peraih Nobel Muhammad Yunus mengambil alih pimpinan pemerintahan pada 8 Agustus setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri saat menghadapi pemberontakan mahasiswa dan kelompok sipil.