"Nah ini kalau kita lihat memang salah satunya perempuan harus memiliki akses sepadan terhadap peluang ekonomi yang ada, ini kita bawa ke ASEAN-BAC yang kemudian juga mengedepankan isu ASEAN Women Entrepreneurship di ASEAN," ungkap dia.
Dalam konferensi tersebut, mereka juga membawa UMKM di ASEAN ada transformasi digital, akses pembiayaan dan lain-lain. Shinta menyoroti, memang masalah UMKM menjadi isu yang penting di ASEAN.
"Ini tiga tantangan bagi terutama UMKM perempuan, yang pertama dari segi minimnya financial dan digital literasi, kemudian juga kemampuan UMKM memenuhi standar ini menjadi perhatian, jadi ini ada beberapa dasar basic issues untuk perhatian UMKM, dari akses pasar, akses financial maupun kapasitas dari UMKM itu sendiri," pungkas Shinta.
(YNA)