IDXChannel – Pertemuan menteri keuangan dan bank sentral ASEAN+3 menghasilkan kesepakatan terkait pembiayaan cepat dan murah lewat Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM). Keputusan itu diambil untuk mengatasi scarring effect dari pandemi COVID-19 dan meningkatnya risiko dan ketidakpastian prospek ekonomi regional dan global.
Tak heran jika pertemuan tersebut menekankan pentingnya penguatan Regional Financing Arrangements (RFA). Dalam hal ini, negara-negara anggota ASEAN+3 akan terus mengeksplorasi fasilitas pembiayaan baru.
"Pertemuan AFMGM+3 menyambut baik hasil diskusi tentang inisiatif baru fasilitas pembiayaan cepat, yang memungkinkan anggota untuk mengakses sumber pembiayaan untuk mengatasi masalah neraca pembayaran yang timbul dari guncangan ekonomi yang tiba-tiba, seperti pandemi dan bencana alam," ujar Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati melalui keterangan resminya di Incheon, Rabu (3/5/2023).
Selanjutnya, para Menkeu dan Gubernur ASEAN+3 juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan penguatan struktur pembiayaan, termasuk melalui studi pro dan kontra struktur modal disetor (paid-in capital), untuk meningkatkan efektivitas keamanan kawasan.
"Pertemuan AFMGM+3 tersebut juga menugaskan para Deputi untuk mengembangkan Peta Jalan tentang Fasilitas Pembiayaan dan Struktur Pembiayaan pada akhir tahun 2023 dan terus mengevaluasi modalitas CMIM yang ada untuk memungkinkan negara-negara anggota memiliki alternatif fasilitas yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah," ungkap Sri.