Kemudian dari sisi bunganya, kalau yang legal, sesuai dengan apa yang diberikan, jadi bunga yang diberikan mentok sesuai dengan jumlah yang mereka salurkan.
"Kalau yang ilegal, itu bisa compunding, dan bisa berkali-kali lipat, angkanya cuma pinjam 16 juta, jadi 200 sekian juta," sambungnya.
Sehingga kalau dilihat dari praktiknya, Ronald menyebut, dari sisi keuntungan pinjol ilegal ini lebih menguntungkan dari yang legal.
Untuk itu menurutnya tak jarang ketika sebuah perusahaan fintech legal, yang kemudian memiliki beberapa cabang yang justru ilegal.
"Saya sempat membaca juga, ada sebuah perusahaan yang baru ditutup, ternyata punya akun banyak sekali, ada 13 kalau tidak salah, lucunya 10 ilegal, 3 legal, dari asosiasi hal ini menjadi pertanyaan," pungkasnya. (TIA)