Menurut Fahri, jumlah backlog yang meningkat tersebut sejalan dengan pertumbuhan populasi dan keluarga baru di Indonesia. Pada awal 2025, jumlah penduduk Indonesia sekitar 290 juta jiwa, di mana jumlah keluarga baru naik menjadi 93,1 juta.
"Dugaan saya, anak-anak muda dalam usia menikah, tapi ketika menikah mereka sulit punya rumah, maka backlog meningkat," ucap dia.
Data BPS tersebut, kata Fahri, menggambarkan suplai perumahan di Indonesia memiliki jarak dengan pertumbuhan populasi dan pertumbuhan keluarga baru di Indonesia.
"Jumlah keluarga terus bertambah, jumlah rumah tidak. Mari kita lihat pasar yang lebih progresif di sektor perumahan ini," kata dia.
(NIA DEVIYANA)