Tim peneliti sendiri semuanya sudah atau telah menderita long COVID, dan telah menyerukan perluasan pedoman klinis yang digunakan para profesional medis untuk mendiagnosis kondisi tersebut.
Tes saat ini difokuskan pada fungsi jantung dan pernapasan, tetapi penulis penelitian percaya gejala intoleransi neuropsikiatri, neurologis, dan aktivitas juga harus disertakan.
Studi ini melibatkan 3.762 peserta dari 56 negara. Mereka diberi survei yang dirancang untuk membuat profil gejala dan pengaruhnya terhadap kehidupan mereka, termasuk di tempat kerja, kehidupan sehari-hari, dan saat kembali sehat.
Sebagian besar yakni 3.608 orang melaporkan gejala yang berlangsung lebih dari 90 hari.
Lebih dari 2.400 orang mengatakan mereka terus menderita gejala setidaknya selama setengah tahun.