Sebelumnya, Bahlil menyebut Indonesia mengeluarkan devisa yang signifikan untuk impor LPG, di mana sekitar Rp450 triliun keluar setiap tahunnya untuk membeli minyak dan gas, termasuk LPG.
Hal ini berdampak langsung pada neraca perdagangan dan pembayaran negara, sehingga pembangunan industri domestik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi beban tersebut.
(NIA DEVIYANA)