Lebih lanjut Ketua HIPMI periode 2016-2019 itu menuturkan, umur smelter di Indonesia rata-rata mencapai 10 sampai 20 tahun. Terlebih, menurutnya, cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia, yakni sebesar 25 persen.
Selain itu, Bahlil juga menyebut, Indonesia baru menggarap nikel secara masif pada 2017 sampai 2018. Karena itu, dia menegaskan pemerintah akan tetap mendorong pembangunan smelter nikel, yang ditargetkan mencapai 53 smelter pada 2024. Dia pun meyakini langkah tersebut dapat menambah 40 persen nilai tambah nikel.
Bahlil mengatakan, untuk menjaga keseimbangan produksi nikel, pemerintah mengedepankan pemakaian teknologi dan energi terbarukan.
"Jadi kalau dibilang mau dibatasi, cara membatasinya adalah dengan membuat mereka jangan bikin nilai tambahnya 80 persen, tapi harus dengan sampai end to end," pungkasnya.
(FAY)