"Kami sudah ajak satu airline, dan ke depan tentu tidak hanya satu. Travel-nya pun sudah banyak, hari ini saja perwakilannya ada sekitar 140 orang, dari lebih 50-60 travel agent. Padahal di Jawa Barat ada sekitar 600 travel umrah," ujarnya.
Kendati begitu, Ronald mengungkapkan masalah klasik yang dapat menghambat hal tersebut, yakni travel dan maskapai membutuhkan kepastian mengenai jadwal serta kapasitas penumpang.
"Siapa dulu yang harus jalan maskapai yang menyediakan seat atau travel yang menjual paket? Istilahnya ayam dan telur. Travel minta jadwal dan harga pasti, tapi maskapai butuh jaminan jumlah penumpang. Nah, inilah yang sedang kami kunci bersama agar segera bisa eksekusi," tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)