Bank Afghanistan Kembali Dibuka, Warga Rela Antre Panjang untuk Tarik Tunai

IDXChannel - Pada Sabtu (28/8/2021), Taliban memerintahkan bank Afghansitan untuk buka kembali dan memberlakukan batasan penarikan sebesar 20.000 Afghani atau setara Rp3,6 juta per orang.
Antrean panjang warga Afghanistan yang ingin menarik uang tunai terlihat di luar bank di Kabul, Afghanistan pada Senin (30/8/2021) waktu setempat.
Warga lokal bernama Shah Agha berharap pembukaan kembali bank akan memberi kesempatan warga Aghanistan untuk bekerja kembali.
"Situasi kerja tidak ada karena bank dan pasar valas tutup. Kami berharap Emirat islam untuk membangun ekonomi Afghanistan sesegera mungkin," katanya, dikutip dari Ariana News, Selasa (31/8/2021).
Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan, para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta bank sentral. Dia pun berharap turbulensi ekonomi yang telah memukul mata uang Afghanistan akan segera mereda.
Sementara harga komoditas termasuk tepung, minyak, dan beras naik cepat dan mata uang jatuh, di mana penukar uang di Pakistan menolak untuk menerima Afghani.
Sebelumnya diberitakan, hampir dua pekan setelah Taliban merebut Afganistan, semua bank di negara itu tutup. Kondisi tersebut membuat banyak orang di Afghanistan tidak memiliki akses ke uang tunai.
Seorang karyawan bank mengatakan, banyak keluarga yang tidak memiliki cukup uang untuk membiayai pengeluaran hariannya. Bahkan, beberapa karyawan tidak lagi mendapatkan gaji. Banyak karyawan bank sentral Afghanistan yang tidak diizinkan kembali ke kantor sejak Taliban berkuasa.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah di Afghanistan. Tantangan utama adalah ekonomi negara itu yang sangat bergantung pada akses ke mata uang asing dan bantuan internasional, yang sebagian besar telah diblokir sejak Kabul dikuasai Taliban. Menurut Bank Dunia, bantuan internasional membiayai 75 persen pengeluaran publik Afghanistan.
Sementara Kamar Dagang Afghanistan-Amerika menyatakan, industri perbankan negara itu menghadapi ancaman kehancuran total.
"Afghanistan dan sektor perbankannya berada pada 'titik eksistensial', di mana keruntuhan sektor perbankan sudah dekat," bunyi memo dari Kamar Dagang Afghanistan-Amerika. tertanggal 23 Agustus 2021, dikutip dari CNN Internasional.
(SANDY)