Laporan tersebut juga menggarisbawahi beberapa risiko terhadap perekonomian, termasuk tingginya suku bunga dan guncangan geopolitik, yang selanjutnya dapat membebani ekspor yang sudah terkena dampak penurunan harga.
“Prospeknya stabil, tetapi risikonya cenderung ke bawah,” kata ekonom senior Bank Dunia Wael Mansour pada konferensi pers.
“(Proyeksi) dasar kami mengasumsikan kesinambungan kebijakan, terutama yang terkait dengan peningkatan investasi.”
Proyeksi terbaru mengasumsikan kontribusi besar dari konsumsi masyarakat, dengan peningkatan belanja pemerintah yang diperkirakan terjadi. Sementara itu, investasi asing langsung sebagai bagian dari PDB diproyeksikan akan kembali ke tingkat sebelum pandemi, kata Mansour.
Dia menambahkan bahwa aturan fiskal Indonesia yang “kredibel” turut membantu menarik investasi dan menurunkan premi risiko Indonesia.