Sementara pada 2021, BI membeli SBN sebesar Rp358,32 triliun yang terdiri dari Rp67,87 triliun melalui lelang utama, Rp75,46 triliun melalui lelang tambahan (GSO), serta Rp215 triliun melalui private placement.
BI juga membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp8,62 triliun sebagai upaya stabilisasi nilai tukar rupiah dan pasar SBN.
Perry menerangkan bahwa BI melakukan pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dengan meningkatkan daya tarik imbal hasil investasi portofolio jangka pendek, serta mendorong struktur yield SBN jangka panjang lebih landai.
"Dengan pertimbangan tekanan inflasi lebih bersifat jangka pendek dan akan menurun kembali ke sasarannya dalam jangka menengah panjang," kata dia. (NIA)