sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Banyak Startup di Indonesia Berguguran, Ternyata Ini Biang Keroknya

Economics editor Tangguh Yudha/MPI
11/06/2022 08:03 WIB
Banyaknya startup yang gugur juga disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah startup dengan pendanaan atau suntikan dana yang diberikan oleh investor.
Banyak Startup di Indonesia Berguguran, Ternyata Ini Biang Keroknya (FOTO:MNC Media)
Banyak Startup di Indonesia Berguguran, Ternyata Ini Biang Keroknya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Jumlah startup di Indonesia berada di urutan ke-5 dunia dengan jumlah mencapai 2.379. Namun sayangnya, belakangan ini banyak startup digital yang gulung tikar hingga harus mem-PHK karyawannya.

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menyebut fenomena musim gugur startup ini terjadi bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, salah satunya adalah kurangnya inovasi.

"Kita lihat LinkAja, di mana seharusnya LinkAja mempunyai pertumbuhan yang pesat mengingat dompet digital menjadi salah satu yang menonjol di masa sekarang ini. Namun mereka gagal bersaing karena tidak punya inovasi," kata Nailul Jumat (10/6/2022).

"Karena pada dasarnya produk yang dijual oleh stratup digital adalah inovasinya. Kalau menurut saya LinkAja gagal bersaing karena mereka tidak memiliki inovasi yang bagus dan juga tidak memiliki ekosistem yang kuat sih sebenernya," tambahnya.

Selain itu, menurut Nailul, banyaknya startup yang gugur juga disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah startup dengan pendanaan atau suntikan dana yang diberikan oleh investor. Ia menyebut pendanan startup di Indonesia masih terbilang kecil.

"Di indonesia itu pendanaan di 2021 hanya Rp 145 triliun. Bayangkan, AS itu ada Rp 4.671 triliun, 2x lipat dari kita, di sini walaupun jumlah startupnya banyak, mereka juga mendapatkan pendanaan yang cukup banyak. China dengan startup yang lebih sedikit pendanaannya sangat condong sekali, ada Rp 501 triliun total pendanaannya di 2021," ungkap Nailul.

Lebih lanjut Nailul memaparkan, ketika startup tumbuh terlalu cepat, namun lupa kalau sebenarnya stratup butuh pendanaan untuk bisa bersaing dan memberikan insentif kepada konsumen, maka yang terjadi adalah baku hantam antar startup.

"Inilah pentingnya pendanaan bagi startup digital di Indonesia. Kita berharap pemerintah bisa melakukan sesuatu agar ekosistem startup di Indonesia jangan berlangsung terlalu cepat tapi tidak didukung dengan pendanaan yang kuat," pungkasnya.

(SAN)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement