IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok pangan pokok strategis, khususnya beras, dalam kondisi aman dan stabil menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir akan kondisi ketersediaan pangan.
"Ketersediaan pangan aman dan cukup menghadapi Natal dan Tahun Baru 2025. Kami katakan aman dari sisi stok, ada yang namanya proyeksi neraca pangan. Kalau kita melihat carry over stok yang kita capai nanti di tahun 2025 beras saja sudah 8,3 juta ton, ini sangat cukup untuk hampir tiga bulan," ujar Ketut, Kamis (19/12/2024).
"Kemudian jagung 3,6 juta ton, kedelai juga bagus carry over stoknya, bawang merah juga bagus, kemudian bawang putih relatif bagus, cabe juga bagus. Hampir semua dan semua pangan yang kita kendalikan carry over stoknya bagus dan tidak ada yang defisit. Artinya ketersediaan pangan kita dalam rangka menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 sangat cukup," kata dia.
Secara rinci, Ketut mengungkapkan, berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2024, stok beras secara nasional di akhir tahun diestimasikan masih berada di angka 8,3 juta ton. Ini termasuk stok di Bulog yang diperkirakan masih ada 2 juta ton. Untuk stok jagung akhir 2024 juga diproyeksikan masih cukup besar di 3,6 juta ton.
Sementara stok gula konsumsi di akhir 2024 dihitung masih ada di angka 1,4 juta ton. Untuk daging ayam ras sampai akhir 2024 diestimasikan 283 ribu ton. Lalu telur ayam ras stok akhir 2024 sebanyak 177 ribu ton. Daging sapi dan kerbau hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terdapat total 68 ribu ton.
Adapun estimasi stok hingga akhir 2024 untuk cabai besar dan cabai rawit masing-masing 53 ribu ton dan 26 ribu ton. Untuk bawang merah 22,9 ribu ton dan bawang putih 22,4 ribu ton. Sementara minyak goreng di 336 ribu liter dan kedelai 372 ribu ton.
Ketut juga menyampaikan, secara umum harga pangan masih terkendali. Hal ini berkat upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan bersama stakeholder.
Sebagian besar harga pangan terpantau stabil, komoditas yang berpotensi mengalaminya kenaikan harga ialah cabai, dikarenakan panennya bisa terganggu akibat musim hujan.
"Memang untuk kondisi saat ini yang perlu kita waspadai adalah cabai. Cabai ini karena musim hujan biasanya praktiknya agak terganggu sehingga agak sedikit mengalami kenaikan, dimana pada saat beberapa waktu yang lalu harga cabai juga turun," ujar Ketut.
"Saya baru dapat kabar dari petani cabai rawit merah ini lagi turun, nah ini kami akan upayakan bagaimana agak mendongkrak sedikit naik, sehingga petani kita tidak merugi. Karena kita harus menjaga dua sisi antara produsen dan konsumen," katanya.
Di lain sisi, Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak akan dilaksanakan sepanjang Desember 2024. Terjadwal, masih terdapat 310 kali lagi GPM terutama di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya melaksanakan Natal.
Umumnya GPM dilaksanakan antara tiga atau empat hari sebelum Natal. Kemudian menjelang Tahun Baru juga diadakan sekali lagi sehingga harga harga bisa dikendalikan agar masyarakat bisa memperoleh alternatif pangan yang relatif murah atau wajar.
(Dhera Arizona)