IDXChannel - Komoditas batu bara mendapatkan momentumnya di 2022 di mana komoditas tersebut berhasil meraup keuntungan ketika harga komoditas melonjak naik. Sebagai eksportir Batu Bara terbesar dunia, Indonesia mampu mencatat surplus neraca perdagangan selama 31 bulan beruntun hingga November 2022.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Januari 2023 berada di level USD305,21 per ton. Angka tersebut naik 8,43% atau USD23,73 per ton dari bulan Desember 2022 lalu sebesar USD281,48 per ton.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan target batu bara untuk kebutuhan domestik di 2023 memang lebih kecil dibandingkan realisasi di 2022 karena menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.
"Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 juta ton? tentu saja ada program-program efisiensi yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi dan juga efisiensi dari pembangkit-pembangkit konsumen batu bara," tuturnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Target Pemerintah pada komunitas batu bara tahun ini berada pada angka 695 juta ton dengan pembagian 177 ton merupakan jumlah batu bara yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik, sedangkan 518 juta ton merupakan jumlah batu bara yang akan diekspor.
Bukan hanya itu, penurunan harga juga dialami komoditas lainnya, di mana harga minyak mentah dunia turun 2% jelang pengumuman suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, ekspor minyak Rusia yang tetap kuat di tengah sanksi juga turun membebani laju harga minyak.
Namun, permintaan batu bara pada 2023 diperkirakan akan tetap bergerak positif karena adanya pertumbuhan ekonomi pada Negara yang sangat bergantung dengan batu bara seperti India dan China.
Industri pertambangan batu bara selalu menjadi primadona Indonesia dengan perannya yang sangat besar terutama dalam mendukung pembangunan Indonesia, mendukung pembangunan ekonomi regional hingga memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara melalui ekspor.
Dalam proses penambangan, ketersediaan peralatan terutama alat berat akan menentukan keberlangsungan produksi yang berdampak pada produktivitas dan efisiensi.
Sebagai perusahaan pembiayaan yang salah satunya merupakan pembiayaan alat berat, MNC Guna Usaha Indonesia, mendukung kegiatan industri pertambangan, konstruksi, manufaktur, perkebunan dan pertanian.
Direktur MNC Guna Usaha Indonesia, Miron Durait Panjaitan, menyampaikan harga komoditas Batu Bara sangat berkaitan dengan industri rental alat berat seperti yang MNC Guna Usaha Indonesia berikan. Dengan pembiayaan alat berat yang diberikan oleh MNC Guna Usaha Indonesia dapat membantu dalam pembangunan Indonesia.
Kemajuan pembiayaan alat berat memiliki kaitan yang erat dengan harga komoditas dan peningkatan proyek infrastruktur khususnya pada pertambangan. Pembiayaan alat berat dapat menjadi solusi terbaik untuk menekan biaya dan dalam menghemat modal, serta meningkatkan fleksibilitas.