"Jadi, walaupun belum ada evaluasi harga BBM, harga kebutuhan pokok sudah naik," ujarnya.
Teguh mengakui akan ada dampak negatif ketika subsidi dikurangi dan harga BBM semakin mahal. Dia mengungkapkan bahwa skema perlindungan sosial nantinya akan menjaga daya beli karena sebagian besar ekonomi Indonesia bergantung kepada konsumsi masyarakat, sekaligus untuk menjaga momentum positif pemulihan ekonomi Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan beberapa skenario terkait dengan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar Subsidi.
Pemerintah disebut berencana menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) saat BBM bersubsidi naik. Hal ini demi menjaga daya beli masyarakat dan menahan inflasi yang sudah mencapai 4,94%.
"Itu juga memang untuk mengurangi beban, tapi memang betul-betul untuk yang memerlukan. Sehingga penyalurannya tepat sasaran," kata Arifin di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (26/8/2022) lalu.