Kedua, dari aset-aset atau alat produksi yang diakuisisi oleh perseroan juga dikelola sewa lahannya. Sehingga, antara depresiasi dan amortisasi tumbuh 6,9 persen selama semester I-2024.
"Tumbuhnya karena selain kita melakukan perpanjangan sewa lahan aset-aset yang sudah jatuh tempo, tapi kita juga lakukan percepatan. Jadi, ada yang kurang setahun, dua tahun kita coba negosiasi sekarang supaya harganya lebih bagus. Tapi memang impact menambah beban amortisasi," katanya.
Namun, kata Ian, laba bersih perseroan sebenarnya tidak terlalu terpengaruh tren suku bunga tinggi lantaran perseroan juga melakukan manajemen bagaimana supaya mempunyai pinjaman, tapi tidak terlalu terpengaruh kenaikan suku bunga.
"Namun jangan lupa, terkait net income, kita juga manage. Sampai semester I-2024 Mitratel kita tidak terlalu berimpact (suku bunga). Karena kita juga melakukan manajemen bagaimana supaya kita punya pinjaman tapi tidak terlalu pengaruh kenaikan suku bunga," ujarnya.