Permasalah studi kelayakan tersebut, diduga agus hampir sama dengan bandara Kertajati, yang minim aktivitas penumpang disebabkan oleh sulitnya akses integrasi ke bandara tersebut.
Djoko menambahkan, saat ini akses ke bandara Kertajati masih belum tersambung oleh jaringan tol. Inilah yang menyebabkan lokasi ini masih sangat sepi dari penumpang.
"Lewat jalan pantura masuk kedalamnya jauh, lewat jalan tol belum ada aksesnya, tentu orang dari bandung lebih memilih ke Jakarta, karena kalau ke situ (Kertajati) bisa muter hingga 4-5 jam, sedangkan ke Jakarta cuma 3 Jam," ujar sambung Djoko.
Sejak April 2020, bandara Kertajati sudah tidak melayani penumpang lagi, sebelumnya terdapat 4 maskapai yang memiliki slot penerbangan di bandara Kertajati, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, dan Wings Air.
Permasalah tersebut dijelaskan Agus ketika muncul sebuah gagasan untuk menampung limpahan dari bandara Soekarno-Hatta, di Cengkareng.