sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Berakibat Fatal, Kominfo Temukan 1.857 Hoaks tentang Covid-19,

Economics editor Michelle Natalia
18/08/2021 06:48 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informasi mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penanganan covid, vaksin, dan juga PPKM.
Kementerian Komunikasi dan Informasi mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penanganan covid, vaksin, dan juga PPKM.  (Foto: MNC Media)
Kementerian Komunikasi dan Informasi mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penanganan covid, vaksin, dan juga PPKM. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Komunikasi dan Informasi mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penanganan covid, vaksin, dan juga PPKM. 

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi mengatakan, saat ini istilah infodemik kini sudah mengglobal karena turut memperburuk situasi dan tidak menolong sama sekali. Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.

“Istilah Infodemik itu sudah mengglobal karena turut memperburuk situasi, kita saat ini di situasi pandemik, wabah global, bukan lokal. Infodemik tidak menolong situasi yang parah ini,” katanya di Jakarta, Selasa(17/8/2021).

Selain itu, infodemik juga dapat berakibat fatal hingga menyebabkan korban nyawa. Fenomena itu yang sering muncul di tengah masyarakat, seperti misalnya informasi yang tidak benar mengenai salah satu obat penangkal COVID-19 yang membuat masyarakat justru merasa aman dengan adanya obat tersebut sehingga 
mengabaikan anjuran protokol kesehatan.

“Akibat infodemik ini bisa cukup fatal, sampai menyebabkan korban nyawa, misalnya informasi mengenai obat  tapi hoaks, jadi lengah gak papa kalau kena, tinggal kasi bawang putih, padahal sebetulnya hoaks. Terus berbagai narasi yang menghasut tapi hoaks sehingga menyebabkan kepanikan di tengah masyarakat yang sudah cukup susah karena wabah ini, jadi kita kasihan sekali,” ujarnya.

Dia menegaskan, pihaknya mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penanganan covid, vaksin dan juga  PPKM. Misalnya ada isu kalau divaksin bisa menimbulkan epilepsi dimana hal tersebut tidaklah benar dan juga MUI telah menegaskan, kalau vaksin itu halal serta aman. 

Ada tiga jangkauan untuk menghalau Hoaks mulai dari Hulu yaitu tentunya literasi jangka panjang mengedukasi masyarakat, selanjutnya level tengah yaitu menyaring dengan teknologi buatan dengan sebuah mesin milik Kominfo. "Dan terakhir di level hilir, yaitu kerja sama dengan Polri dan bila ditemukan ada pelanggaran maka bisa langsung diproses secara hukum," pungkasnya.


Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia mengatakan bahwa penyandang disabilitas punya hak mendapatkan informasi yang benar mengenai vaksinasi COVID-19. Maka dari itu sosialisasi yang dilakukan pun harus menyasar orang-orang terdekat mereka. Karena, salah satu tantangan vaksinasi pada penyandang disabilitas adalah karena masih banyak orang yang tidak paham.

"Literasi informasi, literasi digital, itu sangat minim sekali. Walaupun kita sudah setiap hari memberikan informasi kepada masyarakat, tapi untuk informasi ini sangat minim diterima teman-teman disabilitas," 
tegasnya. 

Hal inilah yang dinilai Angkie menyebabkan banyak beredar hoaks dan informasi yang simpang siur, dan membuat para penyandang disabilitas menjadi bingung untuk percaya kepada siapa.

Pendiri Thisable Enterprise ini mengungkapkan bahwa para penyandang disabilitas sebenarnya adalah  kelompok masyarakat yang berbasis komunitas. "Teman-teman disabilitas akan lebih mempercayai apa yang 
komunitasnya bilang. Jadi untuk meminimalisir hoaks itu adalah bagaimana komunitas teman disabilitas itu  mendapatkan akses informasi yang valid," tukasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 3
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement