“Kami berusaha memastikan bahwa penyediaan uang Rupiah ini tetap kami penuhi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Ricky.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman memaparkan hasil asesmen sementara mengenai dampak bencana terhadap makroekonomi. Berdasarkan perhitungan hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari di Aceh, Sumut, dan Sumbar, bencana ini diprediksi akan sedikit mengoreksi pertumbuhan ekonomi tahunan.
“Dampaknya itu kepada perekonomian memang agak negatif. Tetapi karena tadi masih perhitungan sementara, dalam PDB setahun ini perkiraannya baru minus 0,017 persen,” kata Aida.
Aida menekankan perhitungan ini masih bersifat sementara dan sangat kompleks karena harus mempertimbangkan dampak sosial serta hilangnya nilai aset. Terkait inflasi, BI masih menunggu data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memberikan proyeksi yang lebih akurat di ketiga provinsi tersebut.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2025 pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen, dengan inflasi yang terjaga dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
(Rahmat Fiansyah)