"Tekanan eksternal yang masih membayangi terutama dampak kenaikan tarif resiprokal Donald Trump," tuturnya.
Kendati demikian, langkah BI dinilai harus diperkuat dengan kebijakan fiskal yang sifatnya counter-cyclical yang pro pertumbuhan dan lebih longgar atau dovish.
“Sehingga kombinasi atau bauran kebijakan moneter dan fiskal dapat lebih efektif mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, resilien dan berkelanjutan,” ujar dia.
Adapun suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi 4,75 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,25 persen,
Sebagai catatan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode April 2025 tercatat inflasi 1,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan inflasi inti 2,5 persen yoy. BI sendiri menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran target 2,5±1 persen untuk 2025 dan 2026.
(DESI ANGRIANI)