Meski demikian, di sisi lain, pertumbuhan ekonomi ini tengah menurun di mana pada 2022 pertumbuhan ekonomi secara agregat mencapai 5,31% dan 2024 kemungkinan hanya mencapai 5,05%.
"Ketika pemerintah membuat kebijakan moneter dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan, semakin tidak mudah mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan,' tutur Ajib.
Oleh sebab itu, Ajib menjelaskan pemerintah perlu membuat program dan kebijakan yang komprehensif dan berorientasi jangka panjang. Pemerintah perlu membuat ekosistem bisnis dengan nilai tambah agar mampu mengendalikan inflasi sehingga bisa tetap dalam kisaran 2,5% plus minus 1%.
"Pemerintah perlu membuat ekosistem bisnis yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah, dengan melibatkan semua stakeholder ekonomi yang ada. Termasuk untuk sektor pertanian, perkebunan, maritim, energi dan lainnya," tegas Ajib.
(NIA)