sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Biaya Logistik di RI Masih Mahal, ALI Beberkan Alasannya 

Economics editor Azfar Muhammad
18/05/2022 14:40 WIB
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) beri penjelasan terkait masih tingginya biaya logistik di Indonesia.
Biaya Logistik di RI Masih Mahal, ALI Beberkan Alasannya  (Dok.MNC)
Biaya Logistik di RI Masih Mahal, ALI Beberkan Alasannya  (Dok.MNC)

IDXChannel — Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menyatakan  biaya logistik yang masih mahal menjadi salah satu masalah sektor transportasi khususnya di bidang logistik.

Mahendra mengatakan bahwa ada sejumlah kendala yang memicu tingginya biaya biaya logistik, seperti infrastruktur yang masih belum memadai serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang belum maksimal.

“Pertama, dari  segi geografis atau jarak, Indonesia sangat beragam negara yang kita fdistribusikan sangat banyak, banyak pulau 17 ribu ada 50 persen di pulau jawa. Ya Kenapa mahal ? Beda dengan negara lain mulai dari supply chainnya,” kata Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto di Jakarta, Rabu (18/5). 

Sementara itu, permasalahan logistik di Indonesia dalam mengirimkan barang dibutuhkan sejumlah tahapan dan perencanaan mulai dari  first mile, mid mile dan  last mile.

“Dimana  transportasidan logistik di produksi dan diberikan kepada distribution center,secara bertahap dimana ekosistemnya masih belum terintegrasi atau terdigital secara keseluruhan,” ungkapnya. 

“Lalu tahapan dan rangkaian ini lah yang menjadi alasan secara regulasi memang tak gampang mengurusKenapa mahal, aspek both movementnya karena panjang, dan setiap industri harus dikuasai,’tambahnya. 

Tak hanya itu, pihaknya mencatatat Biaya transportasi dan penanganan kargo masih  8,81 persen dan total logistik cost sales sebanyak 21,48 persen. 

“Presiden bilang cost karena biaya ini ada juga out of control misalnya pungli, atau premanisme. Dari berapa lokasi besar lokasi itu, makasar dan medan paling tinggi,” ungkapnya.

Adapun alasan dua lokasi tersebut Karena dikuasai dengan premanisme di sejumlah simpul yang mematok biaya yang tidak legal.  

“Untuk mengubah semua itu, perlu adanya inovasi hingga digitalisasi dan trennya sangat digital menuju e-commerce. Dimana ekosistem sebuah future supply system bisa menyeluruh dalam menciptakan sejumlah rantai yang efisien,” pungkasnya.

“Jadi dibutuhkan dari seuruh stake holders, mulai dsri kemenhub, kemenperin, kemenko marves, pelindo, pelabuhan dan lain-lainnya untuk saling bekolaborasi untuk melakukan perbaikan di sektor transportasi dan logistik,” pungkasnya. 

(IND)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement