“Jadi kami hitung kembali bahwa cost overrun atau kenaikan biaya konstruksi ini memang secara perhitungan bisnis plan akan memengaruhi kelayakan investasi di kami,” tutur Dwi.
“Karena jalan tol ini kan merupakan investasi, konsepnya investasi, jadi kami menghitung kembali bisnis plan kami dan dalam rangka mengembalikan kelayakan,” katanya.
Jasamarga Jogja Bawen, lanjut Dwi, sudah mengirim permohonan kepada pemerintah untuk memeroleh dukungan agar kelayakan investasi proyek kembali sesuai dengan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
“Ada empat, yang pertama adalah penyesuaian tarif, kemudian ada perpanjangan masa konsesi. Lalu dukungan konstruksi, itu tadi seksi 3-4 (ruas Tol Yogya-Bawen),” ujar Dwi.
“Saya sampaikan bahwa seksi 3-4 ini sekarang kami memohonkan, sedang berproses, untuk bisa dikerjakan oleh pemerintah konstruksinya, pengoperasinanya tetap di kami, di samping nanti ada penyesuain tarif khusus yang kami mintakan,” katanya.
(Fiki Ariyanti)