Kesepakatan itu akan mencegah gagal bayar yang tidak stabil secara ekonomi sebelum Departemen Keuangan AS kekurangan uang untuk membayar semua kewajibannya, yang diperingatkan akan terjadi jika plafon utang tidak dinaikkan pada 5 Juni.
Sebagai informasi, Biden selama berbulan-bulan menolak untuk bernegosiasi dengan McCarthy mengenai pemotongan pengeluaran di masa depan, menuntut agar anggota parlemen pertama-tama meloloskan kenaikan plafon utang tanpa persyaratan apapun. Negosiasi dua arah antara Biden dan McCarthy dimulai dengan sungguh-sungguh pada 16 Mei yang lalu.
Selain itu, Demokrat menuduh Partai Republik memainkan permainan nekat (brinkmanship) yang berbahaya dengan ekonomi. Sementara, Partai Republik mengatakan peningkatan pengeluaran pemerintah baru-baru ini mendorong pertumbuhan utang AS, yang sekarang diperkirakan setara dengan output ekonomi tahunan.
Partai Republik yang mengendalikan DPR AS memang kerap mendesak Gedung Putih untuk melakukan pemotongan tajam untuk pengeluaran dan kondisi lainnya, termasuk persyaratan kerja baru pada beberapa program manfaat untuk orang Amerika Serikat yang berpenghasilan rendah dan untuk dana yang akan dilucuti dari Internal Revenue Service, lembaga pajak AS.
DPR AS mengatakan ingin memperlambat pertumbuhan utang AS, yang sekarang kira-kira setara dengan output tahunan ekonomi negara.
Kebuntuan yang panjang telah menakuti pasar keuangan, membebani saham dan memaksa Amerika Serikat untuk membayar suku bunga rekor tertinggi (record-high) dalam beberapa penjualan obligasi. Gagal bayar akan memakan korban yang jauh lebih berat, kata para ekonom, kemungkinan mendorong negara ke dalam resesi, mengguncang ekonomi dunia dan menyebabkan lonjakan pengangguran.
(FRI)