sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penyebab Saham Nvidia Berpesta saat Wall Street Dibayangi Risiko Utang AS

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
26/05/2023 12:26 WIB
Nvidia Corp (NVDA), membuat riuh bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis (25/4/2023).
Penyebab Saham Nvidia Berpesta saat Wall Street Dibayangi Risiko Utang AS. (Foto: MNC Media)
Penyebab Saham Nvidia Berpesta saat Wall Street Dibayangi Risiko Utang AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nvidia Corp (NVDA), membuat riuh bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis (25/4/2023) waktu setempat.

Ini lantaran saham NVDA ditutup meroket mendekati 25%, menyusul laporan pendapatan perusahaan chip semikonduktor tersebut.

Saham perusahaan semikonduktor tersebut telah meningkat lebih dari 160% sepanjang tahun ini dan telah menambah nilai pasar sebesar USD586 miliar, dan menjadikannya perusahaan AS paling berharga kelima di belakang Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), Alphabet (GOOGL) dan Amazon (AMZN).

Saat ini, nilai kapitalisasi pasar NVDA mencapai USD 938,1 miliar. (Lihat grafik di bawah ini.)

Produk Nvidia selama ini dikenal dengan chipnya yang digunakan dalam video game. Namun, perusahaan berbasis Santa Clara, California, AS tersebut menyatakan tengah beralih ke pasar pusat data (data center) selama beberapa tahun terakhir.

Bisnis perusahaan berkembang pesat selama pandemi ketika game banyak diminati, adopsi cloud melonjak, dan para penggemar kripto beralih menggunakan chipnya untuk menambang koin.

Bisnis chip pusat data menyumbang lebih dari 50% pendapatan perusahaan pada tahun keuangan yang berakhir 29 Januari 2023.

Bisnis AI Dongkrak Kinerja Nvidia

Dalam laporan keuangan terbarunya, segmen bisnis pusat data Nvidia mengalami kenaikan performa paling membanggakan.

Pendapatan kuartal pertama tahun ini untuk segmen pusat data mencapai rekor USD4,28 miliar, naik 14% dari tahun lalu dan naik 18% dari kuartal sebelumnya.

Ini juga lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar USD3,9 miliar untuk pendapatan pusat data.

Ini karena pusat data Nvidia menjadi primadona teknologi baru, terutama pengguna teknologi artificial intelligent (AI) dan pelaku kripto.

Dilaporkan Reuters, perkembangan teknologi AI telah mendukung bisnis Nvidia dalam beberapa waktu terakhir.

Didukung kemunculan ChatGPT yang telah menjadikan AI generatif sebagai pusat bisnis teknologi tahun ini.

Perkembangan AI memerlukan komputer kapasitas besar yang memproses data dan menggerakkan AI yang disebut graphics processing unit (GPU). Menurut analis, Nvidia menghasilkan sekitar 80% GPU.

GPU dirancang untuk menangani perhitungan matematis tertentu yang terlibat dalam komputasi AI dengan sangat efisien.

Sebaliknya, unit pemrosesan pusat generik dari perusahaan seperti Intel (NASDAQ:INTC) menangani berbagai tugas komputasi yang lebih luas dengan efisiensi yang lebih rendah.

ChatGPT milik OpenAI, misalnya, ternyata dibuat dengan ribuan GPU milik Nvidia.

Bahkan Financial Times melaporkan pada April, CEO Tesla dan Twitter, Elon Musk, juga menggunakan GPU dari Nvidia untuk pengembangan startup AI-nya.

Dalam prospektus keuangannya, Nvidia dilaporkan akan meluncurkan empat prosesor terbaru di antaranya NVIDIA Ada, NVIDIA Hopper™, dan NVIDIA Grace Hopper™.

Nvidia juga mengumumkan bahwa Google Cloud akan menggunakan GPU NVIDIA L4 Tensor Core baru untuk mempercepat aplikasi AI generatif.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement