sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bidik PLTAL di Kawasan Indonesia Timur, Ini Alasan PLN

Economics editor Suparjo Ramalan
02/06/2022 21:30 WIB
PT PLN (Persero) tengah membidik Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di kawasan Indonesia Timur.
PT PLN (Persero) tengah membidik Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di kawasan Indonesia Timur.
PT PLN (Persero) tengah membidik Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di kawasan Indonesia Timur.

IDXChannel - PT PLN (Persero) tengah membidik Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di kawasan Indonesia Timur. Proyek ini menjadi langkah perseroan mewujudkan carbon neutral 2060 melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. 

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto mencatat wilayah Indonesia Timur menjadi kawasan yang cocok bagi pembangunan PLTAL. Setidaknya, ada tiga kawasan yang difokuskan perseroan yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambon, dan Maluku Utara. 

"Ada daerah yang sangat sesuai dengan pembangkit arus laut, terutama di Nusa Tenggara Timur, dan juga di daerah Ambon dan Maluku Utara," ungkap Wiluyo, Kamis (2/6/2022). 

PLN, lanjut Wiluyo, meyakini bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut dapat digunakan untuk energi listrik. Bahkan, ke depan bisa digunakan untuk pengganti lembangkit berbahan bakar fosil, terutama Pembangkit listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berada di daerah remote.

Hingga April 2022, ada tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 57 MW. Dimana, PLTM Madong sebesar 11 MW, PLTM Batu Gajah 10 MW, PLTP Sokoria 6,6 MW dan PLTS Selayar 1,3 MW. 

Selain itu, hingga Desember 2021, lanjut Wiluyo ada tambahan pembangkit EBT baru sebesar 623 MW. EBT berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso sebesar 260 MW, PLTA Malea sebesar 90 MW, PLTP Sorik Marapi 57 MW dan PLTP Rantau Dedap 98 MW.

Berbagai proyek strategis juga telah dijalankan PLN guna mempercepat peningkatan porsi pembangkit energi baru terbarukan yang selaras dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030.

Selain itu, PLN juga tengah mengimplementasikan program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap, hingga menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel di daerah remote dengan pembangkit berbasis EBT.

Pada 2021 lalu, perseroan menyatakan komitmennya untuk berinvestasi hingga USD 500 miliar untuk mendukung energi hijau, melakukan dekarbonisasi dan mencapai target carbon neutral 2060. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN, Sinthya Roesly menyatakan, sejak 2 November 2020, PLN telah melakukan transformasi hijau untuk bisa menjawab cita-cita bersama seluruh dunia untuk bisa mencapai target carbon neutral 2060.

"Proyek tersebut menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah mempercepat target Carbon Neutral dan meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi," ujar Sinthya beberapa waktu lalu.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut Sinthya, PLN bakal meningkatkan porsi green financing dengan meluncurkan kerangka pembiayaan berkelanjutan.

Hal ini dilakukan guna mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit EBT sehingga masyarakat bisa menikmati energi bersih dan andal hingga ke pelosok pedesaan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

(NDA) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement