"Di satu sisi pendapatan berkurang, tetapi di sisi lain ada potensi pendapatan lain yang dalam hal ini perdagangan karbon," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (27/8/2021).
Rida melanjutkan, pemanfaatan PLTS Atap juga akan berpengaruh pada biaya pokok penyediaan (BPP) listrik yang akan turun. Selain itu, ada potensi penghematan subsidi sebesar Rp0,23 triliun karena berkurangnya energi listrik yang dikonsumsi pelanggan akibat mengkonsumsi listrik dari PLTS Atap dengan nilai ekspor 1:1.
"Karena BPP berubah, maka kompensasi dan subsidi berubah. Untuk subsidi karena ini kewajiban negara, saat ini masih berlangsung untuk ke depannya," jelasnya. (TIA)