Dengan adanya pembatasan kapasitas pada hotel, Sutrisno menjelaskan banyak hotel-hotel berbintang yang justru memberikan promo besar-besaran demi mendapatkan pengunjung. Kondisi ini terbaik terjadi pada 2019 mencapai di mana angka wisatawan asing mencapai 200.000 pengunjung.
Sedangkan di masa pandemi, angka pengunjung hanya tersisa 5.500 yang menginap ke hotel.
"Kan kecil sekali, akhirnya mereka harus rebutan tamu yang ada, akhirnya masing-masing menurunkan harga untuk, kalau harga hotel berbintang diturunkan berarti kan hotel non berbintang kalah saing," jelasnya.
Sedangkan restoran, menurut Sutrisno masih cukup kesulitan untuk bersaing di pasar digital, karena pemainnya yang juga banyak dan variatif. Seperti ibu rumah tangga yang kini mulai banyak berjualan online, tanpa harus memikirkan membayar sewa tempat.
"Menjadi saingan lagi bagi restoran, dan memang tidak semua restoran ya mempunyai skil untuk itu (online), Hasil saya diskusi dengan teman-teman juga menyimpulkan bahwa tidak terlalu signifikan penjualan melalui online itu," lanjutnya.