Menurutnya, kehadiran fasilitas CRC akan menjawab kebutuhan pelaku usaha pertambangan. Jika terjadi gangguan pada alat, tidak perlu menunggu unit baru atau suku cadang baru. Namun, bisa memanfaatkan alat yang ada.
"Caranya dengan mengganti komponen rusak dengan komponen rekondisi. Para pelaku usaha tambang dapat memilih untuk memperbaiki komponennya, atau menukar dengan komponen rekondisi agar meminimalkan downtime mesin, meningkatkan produktivitas mesin, dan menghemat biaya,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Liugong Indonesia, Levi Lin menambahkan, pihaknya akan menyediakan komponen standar hasil rekondisi yang sudah di remanufaktur layaknya produk baru.
Adapun komponen yang rusak nantinya diproses kembali menjadi produk rekondisi lagi. Dengan strategi demikian, para penambang bisa lebih efisien untuk mengatasi masalah pada alat berat, baik secara waktu maupun biaya.