Dia menambahkan, dalam pengembangan SDM seharusnya concern kepada digital talent dengan mempercepat program yang berkontribusi untuk masa depan Indonesia. Menurut Yunus, manusia harus menguasai secepatnya kemajuan teknologi sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kemampuan SDM, sambungnya, penting untuk mengejar bonus demografi yang akan dialami Indonesia. Jepang yang menyadari bonus demografi pada 1970 berusaha mengejarnya selama 20 tahun sebelum akhirnya menjadi negara maju.
"Nah ini adalah salah satu ilustrasi ya bagaimana 2045 itu kita akan diproyeksikan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar nomor 5 di dunia. Tentunya proyeksi ini harus kita sambut dengan gegap gempita untuk bisa mewujudkannya," tutur Yunus.
Dia menuturkan, dependensi rasio Indonesia diperkirakan akan terendah di 2030. Artinya, 64 persen sampai 70 persen penduduk Indonesia di tahun itu berada di usia produktif, yaitu 15 tahun sampai 64 tahun.
"Maka dari itu, kalau kita tidak melakukan apa-apa, kita abai, kita lalai, kita bisa menjadi bencana demografi karena akan banyak unemployment (pengangguran). Ketika banyak orang yang unskill, maka kriminalitas akan meningkat secara drastis," kata Yunus.