“Kami dari hulu memproduksi emas, kemudian bekerja sama dengan Antam. Sebagian besar emas kami dijual ke Antam, bahkan bisa mencapai 30 ton atau lebih. Sekarang, dengan adanya ritel, seperti BSI, Pegadaian, dan BRI, ekosistem emas nasional sudah terbentuk dari hulu hingga hilir,” tuturnya.
Tony menambahkan, tingginya animo masyarakat terhadap emas telah terbukti dengan kapasitas penyimpanan Pegadaian yang terus meningkat hingga ratusan ton.
Dengan kehadiran bank emas, peredaran emas di dalam negeri akan semakin besar, yang pada akhirnya meningkatkan cadangan devisa Indonesia dalam bentuk emas.
“Ini akan berdampak positif pada cadangan devisa Republik Indonesia dalam bentuk emas. Artinya, kita tidak perlu terlalu banyak melakukan impor emas seperti sebelumnya,” ujarnya.
Selain itu, Tony bilang, Freeport telah memulai produksi emas di smelter Gresik sejak 30 Desember 2024. Pengiriman pertama emas hasil smelting dilakukan pada 12 Februari 2025, dengan volume 125 kilogram yang dikirim ke Antam.