IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mulai melakukan pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022 terhadap kalangan tunawisma.
Pada Sabtu Malam (29/10/2022), BPS di seluruh wilayah Indonesia mendata penduduk yang masih belum memiliki tempat tinggal atau tunawisma sejak pukul 24.00 sampai dengan pukul 03.00 dini hari. Termasuk mendata para anak buah kapal (ABK) berbendera Indonesia yang sudah melaut meninggalkan keluarganya sekitar satu tahun.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, mengatakan pendataan ini akan terus dilakukan sampai semua penduduk Indonesia terdata.
"Alhamdulillah pendataan Regsosek yang sudah dilaksanakan pada 15 Oktober sampai saat ini terus untuk berjalan. Terima kasih kepada bapak ibu yang didatangi oleh petugas pendataan Regsosek. Bagi belum yang didatangi mohon harap menunggu dan bersabar agar kita bersama-sama untuk dapat menyelesaikan tugas mulia ini," ujar Ateng pada acara Regsosek Talk: Generasi Muda Membangun Negeri, Senin (31/10/2022).
Regsosek adalah upaya transformasi untuk membangun data sosial ekonomi yang menjadi bagian Satu Data Indonesia (SDI). Melalui integrasi dengan skema SDI menjadi acuan dan pedoman bagi pelaksanaan tata kelola data, ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan bagipakai dengan ketentuan yang berlaku.
Lebih lanjut Ateng mengemukakan, pada saat tim BPS DKI Jakarta melakukan pendataan, hal yang menyita perhatian petugas adalah banyak penduduk Jakarta yang hidup di tempat tidak layak. Ada yang tinggal di bawah flyover maupun di trotoar. Oleh karena itu, pendataan ini penting agar para penduduk tersebut terdata dengan jelas guna mendapat perlindungan sosial dari pemerintah.
Dia menerangkan, dalam penelusuran, bayak data yang dihimpun oleh tim BPS. Mulai dari jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, demografinya, pekerjaannya, pendidikannya, karakteristik rumah yang dimiliki, kepemilikan usaha, serta beberapa hal lainnya.
"Tujuannya agar setiap warga negara kita terdata semuanya," jelas Ateng.
Selain mendata semua itu, sambung dia, BPS juga melakukan tagging pada tiap-tiap rumah dan bangunan untuk didata.
Ateng menyebutkan, dalam proses pendataan di tiap-tiap wilayah, para petugas juga membawa peta wilayah kerja statistik sesuai peta lingkungan setempat.
Berdasarkan peta tersebut yang bersumber dari data hasil sensus penduduk, nantinya dilakukan verifikasi bersama Ketua Satuan Lingkungan Setempat (SLS).
Ketika sudah dilakukan verifikasi, nantinya para penduduk bisa menyampaikan data kepada masing-masing petugas peta wilayah. Seperti contohnya, kalau di Jawa disebutnya RT, kalau di Sumatera namanya Nagari.
Setelah sudah tercatat, pada waktu tertentu petugas BPS setempat akan mendatangi tiap-tiap rumah penduduk untuk didata lebih lanjut secara door to door.
"Pendataan door to door dilakukan agar informasi itu dapat langsung diberikan kepada petugas kami," kata Ateng. (NIA)